RAJA BIJAK

Cerita tentang seorang anak yang mencuri belimbing.......
Suatu hari, didepan istana raja sedang panen buah belimbing, karena iseng anak kecil ini memanjat tembok istana dan mengambil buah belimbing dari halaman istana raja.
Kebetulan waktu itu raja sedang berdiri didepan jendela dan melihat anak itu mengambil buah belimbing.

Besoknya.....saat raja mengupas belimbing, tanpa sengaja raja melukai tangannya sendiri, dan meninggalkan luka yang sangat dalam dan darah yang cukup banyak....................
Dengan kejadian ini raja merasa mendapat firasat kurang baik, dan mengumpulkan para peramal dan orang bijak dari istana nya.

Kemudian raja menceritakan kepada para peramal dan orang bijak bahwa, tangannya luka saat memotong belimbing, raja minta diramal masalah apa yang akan terjadi ?


Mereka pun mulai meramal.......tiba tiba seorang diantara para peramal bertanya kepada raja : “Paduka, apakah dalam beberapa hari ini paduka melihat sesuatu yang tidak biasa ?”
Mendengar pertanyaan itu, raja pun ingat bahwa kemarin dia melihat seorang anak kecil mencuri belimbing di halaman istana, dan raja mencertikannya kepada mereka.

Setelah berdiskusi sejenak, para peramal berkata kepada raja :”Paduka, anak yang paduka lihat dihalaman kemarin, kedepan akan membawa mala petaka buat paduka maka, anak itu harus dimusnahkan, karena dia membawa nasib sial buat paduka”

Mendengar ucapan para peramal, maka raja meminta pengawalnya untuk membawa anak itu ke istana untuk di hukum.
Saat anak itu bersujud ketakutan didepan raja, sang raja berkata kepada si anak, bahwa dia harus dihukum mati karena telah membawa nasib sial kepada raja, untuk itu apa permintaan terakhirnya.

Anak itu dengan ketakutan berkata kepada raja: “Paduka, sangatlah tidak adil kalau hanya saya yang dihukum mati, karena menyebabkan sial kepada orang lain...............”
Terus raja berkata : “apa permintaan terakhir kamu nak ?”

Anak itu menjawab: “ Saya mohon paduka juga menghukum mati orang yang membawa sial kepada saya”

Mendengar ucapan anak tersebut, raja menjadi sadar bahwa dia telah melakukan kesalahan karena serta merta hanya percaya dengan ramalan para peramalnya, tanpa benar benar memahami asal usul kejadiannya.