Hani seorang gadis kecil kelas 5 SD, yang tinggal disebuah kota. Anak ini termasuk tipe anak yang tidak pernah puas dan selalu ingin lebih dibandingkan dengan orang lain terutama dalam hal pemilikan materi.
Dalam kehidupan sehari hari Hani termasuk anak yang hidupnya mewah, dan serba ada, karena dia sangat dimanja oleh orang tuanya.
Orang tua hani, menyadari sifat buruknya dan berusaha untuk mengubah perilaku jeleknya tersebut.
Suatu hari saat di sekolah, Hani melihat temannya memakai sepasang sepatu baru, dan merupakan produk sepatu disain terbaru.....
Terus Hani berpikir dan menginginkan sepatu baru yang jauh lebih bagus dan lebih mahal dari yang dimiliki oleh temannya tersebut.
Setelah sampai dirumah, hani langsung mencari ibu nya dan menceritakan bahwa dia ingin membeli sepatu baru dengan disain terbaru dan harga yang mahal, intinya dia tidak ingin kalah dari teman, padahal hani mempunyai banyak sepatu di rumah.
Menyadari prilaku buruk anaknya, maka si ibu tidak menanggapi permintaan anaknya.
Suatu pagi di hari minggu, saat hani libur sekolah.
Hani di ajak oleh ibu nya ke pasar belanja kebutuhan harian mereka. Setelah selesai belanja di pasar dalam perjalanan pulang ke rumah, tepatnya dipinggir jalan berjejer para pengemis yang meminta uang.
Hani terus memperhatikan para pengemis satu persatu, dan sampai pada pengemis yang ke 4, Hani betapa kaget memperhatikan pengemis tersebut, karena pengemis tersebut tidak memiliki kaki ( karena diamputasi ).
Setelah melihat pengemis tanpa kaki tersebut Hani menjadi sadar, bahwa sepatu yang dimintanya tidak lebih bearti dibandingkan pengemis yang tidak memilik kaki..........
Dalam hati hani berkata :
"saya menangis minta dibelikan sepatu, sementara ada orang lain yang tidak memiliki kaki memakai sepatu, selama ini saya tidak pernah merasa bersyukur dengan apa yang telah saya miliki"
Dalam kehidupan sehari hari Hani termasuk anak yang hidupnya mewah, dan serba ada, karena dia sangat dimanja oleh orang tuanya.
Orang tua hani, menyadari sifat buruknya dan berusaha untuk mengubah perilaku jeleknya tersebut.
Suatu hari saat di sekolah, Hani melihat temannya memakai sepasang sepatu baru, dan merupakan produk sepatu disain terbaru.....
Terus Hani berpikir dan menginginkan sepatu baru yang jauh lebih bagus dan lebih mahal dari yang dimiliki oleh temannya tersebut.
Setelah sampai dirumah, hani langsung mencari ibu nya dan menceritakan bahwa dia ingin membeli sepatu baru dengan disain terbaru dan harga yang mahal, intinya dia tidak ingin kalah dari teman, padahal hani mempunyai banyak sepatu di rumah.
Menyadari prilaku buruk anaknya, maka si ibu tidak menanggapi permintaan anaknya.
Suatu pagi di hari minggu, saat hani libur sekolah.
Hani di ajak oleh ibu nya ke pasar belanja kebutuhan harian mereka. Setelah selesai belanja di pasar dalam perjalanan pulang ke rumah, tepatnya dipinggir jalan berjejer para pengemis yang meminta uang.
Hani terus memperhatikan para pengemis satu persatu, dan sampai pada pengemis yang ke 4, Hani betapa kaget memperhatikan pengemis tersebut, karena pengemis tersebut tidak memiliki kaki ( karena diamputasi ).
Setelah melihat pengemis tanpa kaki tersebut Hani menjadi sadar, bahwa sepatu yang dimintanya tidak lebih bearti dibandingkan pengemis yang tidak memilik kaki..........
Dalam hati hani berkata :
"saya menangis minta dibelikan sepatu, sementara ada orang lain yang tidak memiliki kaki memakai sepatu, selama ini saya tidak pernah merasa bersyukur dengan apa yang telah saya miliki"