Google
WELCOME TO DAILY WISDOM

Wednesday

BERHENTILAH BERHARAP

Pada zaman dahulu, disebuah Negara hidup seorang petani yang bernama Jiko ( bukan nama sebenarnya ). Jiko memiliki seorang istri dan dua orang anak, masing masing seorang anak laki laki dan seorang anak Prempuan.

Pekerjaan sehari hari Jiko adalah sebagai seorang petani, Jiko menggarap sebidang sawah yang merupakan warisan peninggalan orang tuanya.
Jarak antara tempat tinggal Jiko dengan sawah yang digarapnya cukup jauh maka setiap pagi sebelum Jiko berangkat kesawah, istrinya terlebih dahulu menyiapkan berbagai keperluannya, antara lain minuman, makan siangnya dan keperluan lainnya dengan tujuan agar suaminya tidak repot pulang pergi apabila membutuhkan sesuatu.

Sementara Jiko bekerja disawah, istrinya menjaga rumah dan merawat kedua orang anaknya yang masih kecil.
Kehidupan pasangan suami istri ini sebenarnya sangat bahagia, tanpa konflik dalam rumah tangga dan hidup berkecukupan.

Namun pada suatu hari dalam perjalanan menuju ke sawah tiba tiba Jiko merasa bosan dengan kehidupan yang dijalaninya, dia berpikir setiap hari dia terus menjalani pekerjaan menggarap sawah sampai sore, selanjutnya pulang ke rumah, besoknya bangun pagi pagi terus berangkat ke sawah lagi demikian terus terjadi setiap harinya..............Jiko merasa kehidupan yang dijalani cukup membosankan.

Kemudian Jiko berhenti sejenak dan duduk dibawah pohon sambil berpikir : “Pekerjaan apakah yang tidak membosankan, tidak perlu bersusah payah bekerja dan menguras tenaga seperti pekerjaannya sekarang, tetapi bisa mendapat hasil yang bagus dan cepat kaya”

Disaat Jiko sedang duduk santai dibawah pohon, tiba tiba beberapa ekor kelinci yang sedang berlari menyelamat diri karena ketakutan dikejar binatang lainnya tanpa sengaja menabrak sebuah batu besar disamping tempat duduk Jiko.

Sewaktu Jiko melihat Kelinci kelinci tersebut mati karena menabrak batu disampingnya, Jiko berpikir bahwa ini adalah anugarah yang diberikan oleh para Dewa sebagai hasil dari pikirannya.
Dia berpikir nasibnya segera akan berubah, karena para Dewa mengasihani dan ingin memberkatinya agar hidupnya menjadi lebih enak dan tanpa harus bekerja keras menggarap sawah.

Karena berpikir telah diberkati, maka hari itu Jiko tidak jadi berangkat menggarap sawah, tetapi dia dengan bangga membawa pulang kelinci kelinci tersebut kepada istrinya, sambil menjelaskan bahwa daging kelinci besok akan dijualnya dipasar, kemudian kulit kelinci akan dikeringkan dan bisa dijual dengan harga yang mahal.

Jiko betul betul menyakini bahwa dia telah diberkati oleh para dewa, sebab hanya dengan duduk dibawah pohon saja dia bisa mendapatkan hasil.........., oleh karena pemikirannya ini akhirnya Jiko menjadi malas berangkat kesawah, setiap hari dia duduk dan menuggu disamping batu besar tempat kelinci kelinci tersebut menabrak dirinya.
Jiko yakin dengan cara dia menunggu disamping batu itu pasti dia akan mendapatkan banyak kelinci yang menabrakan diri, tanpa harus bekerja keras menggarap sawah.

Perbuatan Jiko ini akhirnya menimbulkan malapetaka buat keluarga dan didirinya, karena sawah sudah lama tidak digarap akhirnya tanaman padi semuanya mati, sementara penantiannya untuk mendapat kelinci gratis tidak membuahkan hasil. Istri dan anak anak Jiko akhirnya ikut menderita karena perbuatannya yang bodoh tersebut.

MOISSANITE

GERBANG INFORMASI KOTA BATAM

CERITA LUCU

Google