Google
WELCOME TO DAILY WISDOM

Thursday

JANGAN MENUNDA PEKERJAAN

Kisah ini menceritakan tentang tentang peternak ayam yang tinggal disebuah desa pada zaman dahulu.
Peternak ayam tersebut memelihara seratus delapan ekor ayam dalam kandang yang telah disiapkannya disamping rumah tempat tinggalnya.

Si peternak ayam tersebut sangat dikenal didesanya, karena dia termasuk salah satu peternak ayam terbesar pada waktu itu.
Ayam ayam dari peternaknya juga dikenal dengan ayam kualitas yang sangat bagus, bebas dari penyakit dan sangat disenangi oleh masyarakat desa tersebut. Sehingga kualitas telornya pun sangat dicari oleh para penduduk.

Suatu pagi, seperti biasa si peternak memberi makan ayam ayamnya dan membersihkan kandang, serta mengambil telor telor ayam untuk dijual dipasar.
Sang peternak memiliki kebiasaaan rutin, setiap pagi saat membersih kandang dan memberi makan ayam ayamnya dia selalu menghitung jumlah ayamnya, tujuannya agar dapat mengetahui dengan pasti jumlah ayam yang diternaknya tersebut.

Tetapi pada pagi itu, saat menghitung jumlah ayamnya si peternak mengetahui bahwa jumlah ayamnya telah berkurang dua ekor, yang seharusnya adalah seratus delapan ekor, sekarang menjadi seratus enam ekor.

Karena menyadar ayamnya telah hilang sebanyak dua ekor, maka si peternak mencari sebabnya, kenapa ayamnya bisa hilang.
Maka diapun mulai mengelilingi semua sudut kandang ayamnya, ternyata si petenak menemukan bahwa kandang ayamnya ada yang rusak, dan disalah satu sudut telah berlubang, sehingga ayamnya dengan mudah melarikan diri.

Kejadian ini segera diceritakan oleh si peternak kepada istrinya, dan istrinya pun menyarankan agar si peternak untuk segera memperbaiki kandang ayamnya, agar tidak ada lagi ayam yang akan melarikan diri melalui lubang yang sama.
Tetapi si peternak tidak segera melakukannya, alias bagian kandang yang rusak dibiarkan apa adanya.

Keesokan harinya, seperti biasa setiap pagi si peternak selalu melakukan pekerjaan rutinnya, yaitu membersihkan kandang ayam, memberi makan ayam ayamnya, mengambil telor ayam dan menghitung jumlah ayamnya.
Tetapi nasib baik masih memihak kepadanya, jumlah ayam dalam kandang masih tetap berjumlah seratus enam ekor, alias tidak ada satu ekor ayam pun yang melarikan diri.

Karena mengetahui ayamnya tidak melarikan diri, maka si petenak merasa aman dan tidak perlu memperbaiki kandang ayamnya, disisi lain kebetulan nasib baik memang masih memihak kepada dirinya hingga waktu yang cukup lama.

Sampailah pada suatu pagi, seperti biasa si peternak kembali melakukan tugas rutinnya, mulai dari membersihkan kandang, mengambil telor sampai menghitung jumlah ayamnya.
Tetapi sekali ini nasib baik sudah tidak memihak kepada dirinya lagi, sewaktu menghitung jumlah ayam si peternak menyadari bahwa ayamnya telah hilang sebanyak tiga puluh ekor, karena jumlah ayam dalam kandangnya sekarang hanya tersisa tujuh puluh enam ekor.

Si peternak akhirnya sangat menyesali perbuatannya, dan dia berkata kepada istrinya : “mulai hari ini saya tidak akan menunda pekerjaan lagi, seandainya saat ayam kita hilang dua ekor dan saya segera memperbaiki kandangnya, tentu kita hanya kehilangan dua ekor ayam saja, tetapi karena saya tidak segera memperbaikinya hari ini kita kehilangan tiga puluh dua ekor ayam”

Istrinya tersenyum dan berkata : “Syukurlah abang menyadarinya sekarang, karena kita masih memiliki tujuh puluh enam ekor ayam, kalau tidak mungkin kita akan kehilangan semuanya”

MOISSANITE

GERBANG INFORMASI KOTA BATAM

CERITA LUCU

Google