JANGAN TERLALU CEMAS

Tino adalah seorang pemuda yang memiliki pikiran yang aneh, dan dia pun termasuk pemuda yang penakut.
Sehari hari Tino suka melamun hal hal yang aneh, suatu hari saat sedang bersantai dengan teman temannya ditaman, Tino melihat kelangit dan pada saat itu dia melamun dan berpikiran bahwa langit akan runtuh. Tino menjadi cemas dan takut, dalam dirinya dia membayangkan apabila langit runtuh, bukannya dia akan tertimpa hidup hidup, dan dimanakah dia bisa bersembunyi.

Pemikiran tentang langit akan runtuh dan menimpa dirinya ini sejak sore itu terus menghantui hidup Tino, dia mulai sering gelisah, sering merasa cemas bahkan kehilangan selera makan.

Tino pun mulai menyebarkan informasi tentang langit akan runtuh kepada teman temannya, kepada tetangga dan semua orang yang ketemu dengan dia.
Tino selalu berpesan kepada setiap orang agar berhati hati dan waspada bahwa langit segera akan runtuh.

Selain menyebarkan informasi langit akan runtuh, Tino juga meneliti cara cara untuk berlindung apabila langit runtuh, agar dia bisa selamat.
Tetapi celakanya, selama penelitian yang dilakukan oleh Tino, dia tidak menemukan cara cara yang aman untuk berlindung apabila langit runtuh, kondisi ini membuat Tino menjadi semakin tertekan dan stress.

Perasaan Tino semakin kacau, dia bertambah gelisah, semakin cemas dan selera makan semakin menurun, akhirnya Tino pun jatuh sakit. Bahkan pada saat sedang sakit pun Tino masih terus dihantui oleh pikirannya sendiri kalau langit segera akan runtuh.

Mengetahui kalau Tino jatuh sakit karena pikiran anehnya, maka teman teman baik Tino datang menjenguk.
Kemudian teman temannya mulai menasehati Tino, dengan berkata : “Tino....langit tidak akan runtuh, kalaupun langit benar benar runtuh...........tentu bukan anda seorang yang tertimpa dan mati, semua orang di dunia ini juga akan tertimba dan mati, terus apa yang perlu anda kuatirkan”

Walaupun di nasehat oleh teman temannya, tetapi Tino pada waktu itu tidak bisa menerimanya, karena persepsi yang dibuat oleh Tino terus menghantui dirinya.

Teman teman Tino menyadari bahwa untuk menyembuhkannya bukan hal yang mudah, tetapi karena solidaritas sebagai teman sangat kuat, mereka secara pelan dan bertahap memberi pengertian kepadanya.

Suatu hari..... seorang teman Tino datang menjenguknya, kemudian teman itu bertanya kepada Tino :
“ Tino.....dari dulu anda mengatakan langit akan runtuh, sepertinya anda sudah mengatakan kepada saya mengenai masalah ini sejak tiga tahun yang lalu, tetapi buktinya sampai hari ini langit tidak juga runtuh, bukannya pendapat anda sudah salah “

Mendengar pertanyaan temannya itu Tino mulai menyadarinya, ternyata dia telah keliru dan menciptakan persepsi sendiri, membuat dirinya merasa kuatir berlebihan sehingga menjadi sakit seperti sekarang.

Tino pun akhirnya sadar, ternyata rasa kuatirnya itu yang telah membuat dia menjadi menderita